Monday, June 29, 2020

Tak Ada yang Gratis, Tapi ...



Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Banyak orang berkata bahwa di dunia ini tidak ada yang gratis. Buktinya banyak, katanya. Lihat saja mereka yang punya mobil SUV sejuta umat, Toyota Avanza.  Setiap tahunnya si empunya Avanza wajib membayar pajak kendaraan. Seumur hidup mobil itu dimiliki, maka kewajiban itu akan tetap terus ada. Tak ada yang gratis. Betul.

Jangankan Avanza, motor bebek jadoel yang dilahirkan Honda tahun 70-an saja tidak boleh  bebas berkeliaran di jalan raya. Plat nomor harus dipasang di hidung dan pantatnya, biar semua orang tahu bahwa pajak kendaraannya, sekali pun tidak mahal, tetap harus dibayar. Jika tidak, jangan harap hatima tenang, pikiran tenteram. Di setiap pos polisi yang kamu lewati, hatimu deg-deg-an seperti berasa jatuh cinta, karena takut ada polisi yang mengintip, dan priiittt. dompetmu kini yang harus dikuras.

Bahkan buang .hajat besar di sejumlah terminal bis antar kota, kamu gak bebas buang itu hajat, minimal di saku celanamu harus ada kertas bertuliskan Rp 2.000. Sebentar, kan di rest area sepanjang tol buang air dengan skala kecil dan besar gratis. Iya betul, tapi kamu gak boleh lupa kalau PT. Jasa Marga Tbk, memasang palang otomatis di setiap hulu dan hilir jalan tol, dan itu tidak gratis.

Di era digital bin milenial, semua orang wajib punya smartphone. Jika gaway di tanganmu bukan android, dijamin teman-temanmu mengejek atau malah mengumpaat, kamu jadoel amat sih, ketinggalan zaman. Smartphone Android dengan segala aplikasi di dalamanya telah meninabobokan hampir semua orang, dan itu gak gratis. Smartphone berbasis android kurang maknyus kalau tidak berkuota, dan itu harus dibeli agar kamu bisa bikin status tiap menit.

Tidak ada yang gratis, Eiit nanti dulu, kata siapa?. Kendaraan roda dua tanpa mesin seperti sepeda tidak dikenakan pajak, Begitu pula kalau motor kamu dan Avanza atau Ayla-mu mau bebas dari pajak jangan dipakai di jalan raya, tapi kamu pajang di rumah sebagai barang hiasan, anggap saja pengisi desain interior untuk mengisi spasi ruang tamu yang berlebihan. 

Naah, Internet juga ada yang gratis, tanpa kuota yang harus dibeli dari vendor yang tiap hari menangguk untung dari kamu, juga tak usah beli router yang mahal, kayu bambu yang panjang nan tinggi untuk melacak sinyal wifi tetangga terjauh menggunakan modem router. 

Semalaman saya mengamati channel free energy dan free internet serta easy electric di yutub. Owner dari masing-masing channel ini mengajarkan bagaimana mendapatkan energi listrik tanpa harus bayar ke PLN tiap bulan, atau berdiri di atas bangku supaya badanmu yang kecil dan pendek bisa menjangkau kotak token untuk mengisi 12 digit angka pulsa listrik.

Dan mata saya yang ngantukan jadi melotor menyimak penjelasan dari channel free internet yang dengan visual yang sangat gampang diingat bisa menghasilkan internet gratis dengan memanfaatkan busi bekas, besi sembrani, speaker bekas, silet, bahkan paku yang dililit kawat tembaga. ditambah dengan potongan kabel charger yang sudah dipotong. That is full awesome dan very very wonderful. 

Lalu sinyal pikiran saya jadi terhubung ke channel Flat Earth Community yang dengan mantap jiwa berhasil menjelaskan tentang konsep bumi datar kepada milyaran umat manusia sedunia. Di beberapa episode disebutkan penemu energi listrik bernama Nicholas Tesla yang hasil karyanya dijadikan ladang bisnis oleh kaum kapitalis bermental oligarki yang melakukan hegemoni massif kepada warga dunia, dan mereka jadi komunitas kecil paling kaya sedunia, hingga sekarang. 

Hati saya bersyukur, rupanya di era milineal atau akhir zaman ini Tuhan telah melahirkan anak-anak Tesla yang menginspirasi uamat manusia untuk hidup dalam ketenangan tanpa memikirkan tagihan listrik sampai didenda debt collector yang ditunjuk PLN karena nunggal berbulan-bulan.  Lalu setiap 10 hari pertama setelah gajian yang dipotong perusahaan karena covid-19, kamu harus siap dengan tamu bertubuh tegap berotot besi dan berwajah garang yang berkata, bapak/ibu nyuri listrik ya?

Kamu boleh nyoba buka channel yutub yang saya tuliskan di paragraf sebelumnya, dan bisa melakukan eksperimen sampai benar-benar mengakui keberadaan dan kebaikan Tuhan bahwa Dia telah menyediakan semua energi di bumi yang tidak bulat lagi dengan gratis dan unlimited hingga smartphone berharga 500 ribuan yang kamu beli dari karyawan korban PHK Corona, dipenuhi oleh aplikasi games akibat dari penjara rumah lebih dari dua bulan yang diberlakukan pemerintah.

Di warung tetangga yang pemiliknya janda, tercium wangi bala-bala, Asa piraku kudu nganjuk, Aaakh tidak ada yang gratis, ternyata, termasuk rasa seuhah yang dihasilkan cengek domba berbulu srigala.

Wassalaam. 

Cimahi, 29 Juni 2020

Saturday, June 27, 2020

Perihal Gangguan terhadap Pancasila

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Banyak sekali gangguan terhadap ideologi Pancasila. Sebagai warga yang teramat cinta pada negaranya, meskipun para pejabatnya sangat aduhai dalam mengelola negara besar kepulauan ini, namun untuk urusan ideologi bangsa yang sudah final dan berkali-kali dinyatakan sudah final ini malah terus digoda dengan kapitalisme, diganggu oleh sosialisme dan komunisme, dihantam oleh sekularisme dan isme-isme lainnya.

Kalau dulu di saat zaman perjuangan memerdekakan bangsa ini dari cengkeraman penjajah sawo walanda yang betah dan saking betahnya sampai 350 tahun, rakyat negeri ini juga merasa betah sampai akhirnya berontak dan duarrr, proklamasi kemerdekaan dicetuskan pada 17 Agustus 1945, di bulan puasa lagi. dahsyatnya warga +62.

Sudah sering sekali elit globalist mengganggu Indonesia yang cantik nian ini, tak kan pernah dilupakan kalau peristiwa lengsernya presiden pertama RI, Ir. Soekarno karena ulah para elit global yang ngotot menaikkan penggantinya yaitu (alm) Jenderal Soeharto.

Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi sudah berlalu, dan kini kita masuk pada Orde New Masker, eeehh New Normal, sebuah narasi yang dipaksakan oleh para oligarki untuk menghantam siapa pun yang tidak setuju dengan narasi yang dipublikasikan sekaligus disosialisasikan pada seluruh umat manusia di seantera jagat, dengan alat bernama covid-19 lalu menerap-paksa-kan lockdown, penguncian.

Sudah tiga bulan berlalu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil sudah merelease bahwa PSPB (semi lockdown) sudah dicabut dan khususnya warga Jawa Barat sudah bisa bermacet ria lagi di jalanan kota Bandung.

Ooh ternyata bangsa kita gak boleh istirahat, rehat dikit pun gak usah, sudah kena dampak penguncian hingga pintu-pintu mesjid pun dikunci lalu sunyi namun kini pintu-pintunya sudah terbuka lagi, eeh Pancasila diserang lagi.

Sudah habis uang buat beli nasi dan lauk pauk bahkan untuk sekedar tahu tempe, rakyat +62 ini harus berjuang menahan ancaman paling substansial, gangguan terhadap Pancasila. Dan untuk serta demi ideologi yang sudah berkali-kali dan bertubi-tubi dinyatakan final ini, warga +62 harus rela berhaku hantam dengan sesama saudaranya yang sudah kelimpungan ,malah mabok komunisme dan mau melakukan insert pada ideologi Pancasila. 

Huhh, buat kalian yang mau ngancurin ideologi bangsa ini, kalian gak pernah kapok ya? Kalian harus mikir sejuta kali buat gantiin Pancasila dengan yang lain. Kalian pun jangan macam-macam dengan merancang RUU HIP yang kalau diplesetkan harusnya kalian buat RUU HIV. 

Dan buat kalian anggota Dewan yang kehormatannya harus dipertanyakan, mengapa sih kalian mau diobok-obok sama daham lain di luar Pancasila. Padahal negara lain mah terheran-heran dengan ideologi Indonesia, malah kaget, mereka bila kok bisa ya? banyak suku dan budaya dan terutama agama yan berbeda bisa hidup rukun dalam satu negara?

Kalian minum kopi apa sih?  Kopi dari Cina ya? apa kalian dikasih angpaw sama mereka? sampai kalian lupa bahwa Pancasila itu adalah ideologi terbaik dari bangsa ini yang bisa menyelamatkan seluruh dunia.

Setelah cangkit kopi yang kedua, tulisan ini macet gak bisa diterusin.

Wassalaam
Bandung, 27 Juni 2020